"URUSAN KITA DALAM KEHIDUPAN BUKANLAH MELAMPAUI ORANG LAIN, TETAPI MELAMPAUI DIRI KITA SENDIRI" (Zig Ziglar)

Kenapa Orang Harus Kaya?


Kaya, sebagian menganggap kaya itu harus, sebagian yang lainnya menganggap kaya itu hal yang tidak perlu dikejar lantaran lebih mencintai dunia. Namun kita harus menjawab pertanyaan tersebut. Kenapa orang harus KAYA? begini, kenikmatan yang paling tinggi adalah saat kita mampu berdaulat. Berdaulat dengan diri sendiri. Kalau misalnya dalam waktu 24 jam sehari, delapan jam hidup anda berikan buat orang lain, itu artinya anda belum berdaulat penuh.

Dari 100 orang, semuanya pasti menyatakan bahwa hal yang paling dinomorsatukan adalah Tuhan, lalu nomor dua adalah keluarga, dan nomor tiga barulah pekerjaan. Tapi kenyataannya? nomor satu pekerjaan, nomor dua keluarga, dan Tuhan dilupakan. Itu karena kita belum berdaulat penuh dengan diri sendiri. Lalu berdaulat itu seperti apa?, selama needs kita sudah terpenuhi artinya kita sudah berdaulat, needs (kebutuhan) yang harus dipenuhi bukan want (keinginan) karena kalau want itu tidak akan bakal ada habisnya.

Beda antara kebutuhan dan keinginan itu seperti ini, anda misalnya tinggal di Bogor, kebutuhan anda untuk menuju ke tempat pekerjaan di Jakarta adalah transportasi. Artinya yang anda butuhkan adalah sarana transportasi, lalu keinginannya adalah memiliki motor, mobil atau ferrari. Nah, itu tergantung pada keinginan anda dan itu tidak akan ada habisnya, misalnya sudah memiliki kendaraan untuk berangkat kerja (needs), tetapi masih ingin memiliki mobil mewah yang baru (want). Kebutuhannya (needs) adalah sarana transportasi, lalu keinginannya (want) adalah pilihan jenis transportasi tersebut. Kebutuhan setiap orang itu berbeda-beda pastinya, kembali lagi ke pertanyaan diatas, kenapa orang harus kaya, jawabannya adalah agar needs setiap orang bisa terpenuhi, karena dengan begitu anda telah berdaulat dengan diri sendiri.


Sudah menjadi hukum alam, ada tarik menarik dan ada dorong mendorong. Energi yang kita pancarkan misalnya ingin menarik sesuatu, pasti sesuatu itu akan ikut menarik kita juga (ada daya perlawanan). Begitu juga dengan dorongan, jika kita pancarkan energi untuk mendorong sesuatu pasti sesuatu itu akan menimbulkan perlawanan daya dorong juga (ada efek rasa capek, energi atau daya yang dibutuhkan tergantung beban sesuatu itu). Contoh, ketika ada seorang cowok menyukai seorang cewek lalu si cowok memancarkan energi untuk mengejar, si cewek malah akan semakin lari (menolak). Ditolak justru si cowok makin mengejar-ngejarnya, mengapa? karena energi penolakan itu akan menimbulkan energi kebalikan atau perlawanan (ditolak malah mengejar/dorong mendorong). Bagaimana sebaiknya? jika cowok ingin menarik cewek, ya enjoy aja, jangan pancarkan energi mengejar yang berlebihan, tapi berikan saja energi getaran (vibrasi) menyukai. Semakin kencang getarannya semakin besar peluang menarik si cewek. Loh?, kok jadi membahas percintaan.

Kita lanjut lagi, sama halnya dengan seorang pengamen, jika dia enjoy menyanyi menampilkan yang terbaik semampunya membangun vibrasi untuk sebuah penghargaan, maka energinya akan menarik kita untuk ngasih dia uang. Itulah hukum alam, energinya seperti itu. Demikian juga ketika anda mengejar-ngejar uang, uang justru tidak akan datang kepada kita. Kenapa kita gagal menariknya untuk mendekat? karena semakin ditarik ia semakin menarik diri juga (menjauh), energinya justru menolak. Semakin kita mengejar-ngejar uang, justru uang tidak akan datang, Walaupun kita mati-matian dalam bekerja, tetapi karena yang dikejar uang maka uang akan berlari tidak akan mendekat. Hukum alam seperti itu, kalau kita dorong maka energi akan memberi perlawanan mendorong juga, kita narik energi pun ikut menarik. Jadi, ketika kita menarik uang untuk datang kepada kita, energi juga ikut menarik uang dari kita.

Cara Mengarahkan Energi Memenuhi Kebutuhan (Needs)

Lalu bagaimana caranya?, ya itu tadi, kita enjoy-enjoy saja, tanpa harus mengejar uang, harta atau materi lainnya. Mereka akan datang sendiri ke kita. Caranya biarkan otak kita bekerja secara maksimal memanfaatkan energi, agar seluruh alam ini bekerja sesuai dengan apa yang kita pikirkan, tanpa kita harus mengejar-ngejar. Lalu, bagaimana kalau kita menghadapi sebuah target?. Bukankah jika kita memiliki sebuah target kita harus mengejarnya agar bisa tercapai?. Target itu kan given-nya (yang harus diberikan kepada diri atau orang lain) bukan want (keinginan) dan juga bukan needs (kebutuhan). Beda konteks dan kontennya, secara energi pun berbeda. Misalnya, SAYA MAU KAYA, kata MAU ini yang tidak boleh (karena kata MAU adalah given), cukup SAYA KAYA (kalimat telah terjadi, karena cara kerja otak itu hanya mengenal "saat ini" atau "telah terjadi", maka energi akan mendekatkan diri anda kearah KAYA) dan itu adalah needs.

Banyak orang salah mengartikan antara needs dan want, needs itu terukur dan jelas sedangkan want tidak, otak kita harus bisa membedakan dan memahami antara kedua kata itu, karena dengan demikian energi akan mudah menuntun kemana arah prioritas kita.

Untuk mencapai sebuah target (given) harus ada compelling reason (alasan kuat), misalnya kita mempunyai target untuk menghajikan kedua orang tua. Artinya kita memberikan pesan pada pikiran (otak) bahwa compelling reason-nya "menghajikan orang tua adalah bentuk bakti tertinggi pada mereka", ini yang tidak boleh mati (terus menerus di ingat). Jadi compelling reason harus dipilih untuk mencapai sebuah target. Lantas bagaimana kita meng-create compelling reason supaya berjalan menuju target (given)?, kita harus punya petunjuk yang jelas dan langsung (direction) pada peta otak kita. Where do you want to go?, kasih petunjuk langsung pada kehidupan "anda mau kemana".

Ibarat naik taksi, pertama kali yang ditanya oleh sang sopir taksi adalah "mau kemana?", anda pasti akan menjawab secara detail tujuan anda kepada sang sopir. Semakin detail semakin cepat sampai ketujuan, sama seperti hidup kita jika tidak memiliki petunjuk atau arah tujuan yang jelas, hidup kita pasti kusut. Compelling reason itu tidak harus besar dan tidak harus jauh yang terpenting bisa menggerakkan untuk menuju target.

Kesimpulan

Agar energi semesta bisa menggerakkan kita menuju KAYA atau MAKMUR, kita harus bisa membedakan dan memahami antara needs, want dan given. Berikan pesan yang jelas dengan bahasa langsung dan tidak bertele-tele pada otak (pikiran) apa yang menjadi needs (kebutuhan) kita baru menyusul apa yang menjadi want kita, mau apa dan mau kemana arah hidup kita tempel dalam pikiran, bila perlu sebut terus setiap hari dan ulangi terus dengan optimis.


Kita harus punya alasan yang kuat untuk mencapai sebuah target, kemudian beri petunjuk kalimat langsung dan positif apa yang menjadi needs untuk menuju target tersebut.

Apa yang menjadi needs dan wants yang sudah di tulis dalam pikiran anda, fokuskan, gambarkan, visualkan, impikan, lepaskan dari genggaman anda, biarkan semesta berjalan di belakang anda. Anda hanya perlu melakukan keseimbangan dan kepantasan, lakukan apa yang harus di lakukan, tetap bekerja dengan semangat, tetap berusaha, bersiaplah terus karena apa pun bisa datang kepada anda tanpa di duga.

Sumber: buku Unusual Business,
By. Mardigu WP